![]() | |
sinyogaming.com , Jakarta - Microsoft harus membayar denda ratusan miliar rupiah untuk menyelesaikan perselisihan hukum dengan Federal Trade Commission (FTC). karena raksasa teknologi ini melanggar undang-undang AS tentang perlindungan data.
Microsoft akan bayar denda sebesar Rp 297 miliar terkait perlindungan data dalam upaya menyelesaikan masalah hukum dengan Federal Trade Commission (FTC). (Gambar: Getty Images/Lukas Schulze)
Dilaporkan bahwa Microsoft mengumpulkan dan menyimpang data anak-anak secara ilegal. Maksudnya, mereka dapat mengambil data anak-anak gamer tanpa izin orang tua mereka dengan menggunakan platform permainan mereka, seperti Xbox.
Dengan demikian, diumumkan bahwa Microsoft telah melanggar undang-undang perlindungan data online anak (COPPA). Penyedia layanan internet biasanya harus memberi tahu orang tua tentang maksud mereka untuk mengumpulkan data.
Menurut KJtrending dari siaran pers FTC pada hari Jumat (9/6/2023), caranya adalah dengan meminta persetujuan orang tuanya sebelum mengumpulkan dan menggunakan data pribadi anak-anak di bawah usia 13 tahun.
FTC menyatakan bahwa saat anak-anak membuat akun di layanan Xbox, mereka mengisi data seperti nama depan-belakang, alamat email, tanggal lahir, dan bahkan nomor telepon.
Microsoft baru-baru ini meminta para pemain untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar berusia di bawah usia 13 tahun, meminta anak-anak untuk meminta bantuan orang tua mereka.
Sebelum anak mendapatkan akun mereka sendiri, orang tua harus menyelesaikan proses pembuatan akun. Dari keluhan ini, data tersebut disimpan oleh Microsoft selama bertahun-tahun dari proses pembuatan akun.
Parahnya, data yang sudah dimasukkan anak sejak awal akan tetap tersimpan meskipun orang tua tidak melakukannya. Namun, COPPA melarang penyimpanan data pribadi terkait anak-anak untuk waktu yang lama.
Microsoft didakwa telah melanggar COPPA dan didenda sebesar USD 20 juta, atau sekitar Rp 297 miliar, serta diminta untuk mengubah aturannya tentang pembuatan akun.
Selain itu, mereka diminta untuk memberi tahu para penerbit game tentang informasi bahwa pemainnya masih di bawah umur. Oleh karena itu, penerbit harus memberikan perlindungan COPPA kepada gamer muda itu.